Senin, 05 Maret 2012

Ledakan di Republik Kongo tewaskan sedikitnya 150 orang

Sedikitnya 150 orang tewas akibat ledakan besar di sebuah gudang senjata di ibukota Republik Kongo, Brazzaville.

Ledakan juga menghancurkan beberapa gedung dan banyak korban yang dilaporkan tewas karena terperangkap di bawah puing-puing.

Diperkirakan jumlah korban yang cedera akibat ledakan mencapai ratusan.

Getaran akibat ledakan terasa sampai beberapa kilometer hingga ke Kinshasa, ibukota negara tetangga Republik Demokratik Kongo.

Stasiun radio dan TV pemerintah mengutip Menteri Pertahanan, Charles Zacharie Bowao, yang mengatakan ledakan disebabkan oleh kebakaran di gudang senjata di kawasan Mpila di tepi sungai.

Dia juga meminta agar para warga tenang, "Ledakan yang Anda dengar tadi tidak berarti ada perang atau kudeta."

"Juga tidak berarti ada pemberontakan. Ini merupakan kecelakaan yang disebabkan kebakaran di gudang senjata," tambahnya.


Korban pekerja CinaWalau sejarah Republik Kongo diwarnai kudeta dan perang saudara, namun negara itu relatif dalam kondisi damai sejak tahun 1990-an.

Wartawan BBC di Kinshasha,Thomas Hubert, melaporkan ledakan yang terjadi pada Minggu pagi waktu setempat sempat membuat warga panik di Brazzaville maupun Kinshasa.

Sejumlah warga di Kinshasa bahkan melarikan diri dari kawasan tepi sungai karena khawatir ledakan disebabkan oleh meriam dari Brazzaville.

Kantor berita Cina, Xinhua, melaporkan seorang pekerja Cina tewas dan beberapa lainnya cedera.

Sekitar 140 pekerja asal Cina dari sebuah perusahaan konstruksi dari Beijing berada di sekitar tempat kejadian ketika berlangsung ledakan.

Republik Kongo sering juga disebut dengan Congo Brazzavile untuk membedakan dengan negara tetangganya, Republik Demokratik Kongo.

(bbc/bbc)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar