Jakarta - Menko Perekonomian Hatta Rajasa terus mendengungkan rencana penyatuan zona waktu di Indonesia menjadi satu. Rencana ini bakal memberikan banyak hal positif buat Indonesia.
Demikian disampaikan Hatta saat ditemui di Istana Negara, Jakarta, Senin (28/5/2012).
"Kita sedang mensosialisasikan, penting kita untuk membahas itu, yang bagus itu (disatukan) ke WITA (Waktu Indonesia Bagian Tengah). Ini yang saya dalami kemudian nanti kita laporkan, kita lihat tampaknya banyak dukungan soal ini. Positifnya jauh lebih banyak daripada sisi negatifnya," tutur Hatta.
Hatta menuturkan soal dampak positif dari penyatuan zona waktu ini. Waktu komunikasi setiap wilayah di Indonesia bakal lebih lama.
"Selama ini kan hanya praktis 5 jam. Mereka sudah bekerja pukul 08.00 kita baru pukul 06.00, ketika kita mulai bekerja mereka sudah habis jam kerjanya," jelas Hatta.
Saat ini menurutnya, dibanding negara-negara ASEAN lain, jam kerja di Indonesia khususnya wilayah bagian barat lebih lambat. Ini membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia tertahan. "Kita bahas secara detil, nanti kita laporkan dalam rapat kabinet dan diputuskan," imbuhnya.
Sebelumnya, Komite Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (KP3EI) mengusulkan 28 Oktober 2012 menjadi dimulainya penyaturan waktu tersebut.
"Zona waktu adalah berdimensi kepada persaingan strategi global. Zona waktu itu harus dimulai 28 Oktober 2012, kalau tidak Indonesia akan kalah," kata Kepala Divisi Humas dan Promosi KP3EI, Edib Muslim.
Kenapa 28 Oktober menjadi pilihan KP3EI? Karena berbarengan dengan hari bersejarah yakni Hari Sumpah Pemuda. Alasan kedua, pada tanggal 28 Oktober 2012 tepat di hari Minggu dan dianggap memiliki beban lebih kecil dibandingkan hari-hari lain.
Penyatuan waktu antara Indonesia barat, tengah, dan timur diyakini akan dapat mengangkat 20% PDB Indonesia. Sebab ada angkatan kerja berjumlah 190 juta orang yang akan melakukan pekerjaannya secara bersama-sama.
(dnl/hen)Sumber: Detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar