Helman alias Maman (salmah/detikcom) |
Jakarta Mungkin untuk sebagian orang profesi penyapu stasiun masih dipandang sebelah mata. Tetapi berkat jasa mereka, kita bisa menikmati fasilitas umum yang bersih. Bahkan nyawa orang pun kadang terselamatkan olehnya.
Hal ini dialami oleh Helman (58) atau yang biasa dipanggil Maman. Bergaji Rp 500 ribu sebulan, ia harus bekerja siang malam membersihkan sampah yang berserakan di sekitar stasiun Universitas Indonesia (UI).
"Tugasnya dari pagi jam 06.00 WIB sampai jam 21.00 WIB," kata Maman kepada detikcom di Stasiun UI, Depok, Jawa Barat, Kamis (28/06/2012).
Awalnya dia bertugas di Stasiun Citayam dua tahun lalu dan setahun kemudian dipindah ke Stasiun UI. Menurutnya setiap pagi ada kunjungan dari pihak PT KAI untuk mengecek kebersihan stasiun, sehingga Maman harus selalu siap siaga membersihkan sampah yang ada.
"Kalau dilihat Stasiun UI bersih, mereka hanya lewat saja. Tapi kalau kotor dia berhenti untuk menegur," terang pria yang mengenakan topi dan kaos biru bertuliskan petugas kebersihan ini.
Meski hanya dibayar sebesar Rp 500 ribu per bulan, Maman tidak hanya mengurusi kebersihan, tetapi juga peduli pada keselamatan penumpang kereta di stasiun itu. Seperti yang dia lakukan saat menyelamatkan mahasiswi yang hampir tertabrak kereta.
"Waktu itu Pak Maman sedang menyapu. Kereta sudah dekat, dia pakai headset jadi nggak dengar ada kereta lewat. Lalu saya tarik tangannya. Kalau enggak saya tarik tangannya, mahasiswi itu hampir kecelakaan. Mahasiswi itu gemetaran dan mukanya pucat pasi," kisah lelaki yang cuma tamat SD ini.
Menjadi petugas kebersihan stasiun menyimpan suka-duka yang banyak. Terkadang baru selesai membersikan jalur peron dari sampah yang berserakan, tiba-tiba ada penumpang yang membuang sampah sembarangan. Padahal stasiun sudah menyediakan tempat sampah.
Meskipun begitu Maman tetap bangga dengan pekerjaannya karena berkat jasanya, Stasiun UI akan selalu bersih dari sampah. "Saya seneng sekali dengan pekerjaan ini, tidak mengeluh," tutur Maman sambil membenarkan letak topinya.
Saat ini Maman tinggal di rumah petak di daerah Pabuaran, Citayam bersama dengan istrinya Masrofah dan 1 orang anaknya. Sebelum menjadi pekerja kebersihan di stasiun UI, dia bekerja serabutan.
"Anak saya 4, yang menikah sudah nikah 3, sudah kerja di bangunan, cleaning service juga," kata Maman dengan suara datar.
(asp/nwk) Sumber detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar